Kamis, 24 Maret 2011

Artikel : PENGGUNAAN TEORI DALAM PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL

Banyak orang kesulitan dalam mengapilkasikan teori pekerjaan sosial dalam praktek. Argument pragmatis menyatakan bahwa terdapat kebingungan dalam teori yang banyak diadopsi dari luar pekerjaan sosial yang secara praktis tidak dapat digunakan.
Adanya teori-teori pekerjaan sosial yang tidak tepat karena bukan merupakan teori murni karena hanya menggambarkan dan memberikan hipotesa bukannya menjelaskan langkah-langkah yang dapat dicapai oleh pekerja sosial untuk berhasil secara tepat.

Pragmatic Argument
Seluruh pekerjaan praktis mengalami permasalahan menterjemahkan teori dan praktek tentang aktivitas yang mereka lakukan. Pada pandangan ini menyatakan bahwa teori pekerjaan sosial yang ada sekarang tidak dapat diterapkan dalam praktek dikarenakan:
•    Banyaknya teori yang saling bersaing sehingga mustahil untuk menggunakannya.
•    Teori-teori terlalu general untuk merumuskan tindakan yang spesifik dalam praktek.
•    Teori memiliki konflik dengan tanggung jawab legal dan procedural terutama di lembaga resmi (pemerintah) atau tidak member ruang dalam memnuhi tanggungjawab tersbut
•    Teori menekankan pada  tindakan sukarela, dan terapi atau aspekaspek reform sehingga dianggap bertentangan terhadap control sosial, tanggung jawab legal dan procedural pekerja sosial di dalam lembaga resmi.




Jika teori dibangun dengan terkonstruksi sosial dengan baik argument -argumen diatas  memiliki kekurangan karena:
•    Teori dibangun untuk merespon kebutuhan yang dibuat untuk ber agam setting
•    Jika memahami masalah sebagai suatu resep  maka penting untuk memahami bahwa segala sesuatu yang kita lakukan selalu berdasarkan teori
•    Teori-teori pekerjaan sosial memiliki stabilitas yang tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar